Dalam dua hari ini data ekonomi Jepang relatif positif. Kemarin, retail sales negri matahari terbit itu naik 1,9% dari sebelumnya 1,1%. Sementara itu, data produksi industri yang dirilis hari ini juga naik 2,4% dari sebelumnya -3,3%. Data total gaji yang dirilis pukul 08.30 hari ini juga naik 0,1%. Namun, tingkat pengangguran negri Sakura itu yang semakin tinggi. Biro Statistik Jepang kemarin menyatakan pengangguran naik 4,5% dari sebelumnya 4,1%. Tingginya angka pengangguran ini tidak terlepas dari langkah PHK yang dilakukan perusahaan-perusahaan Jepang seperti Panasonic dan TDK Corp. Yen yang terus menguat terhadap dollar AS, telah mengurangi laba perusahaan sehingga memaksa mereka memberhentikan pekerja hingga 210 ribu orang di sektor manufaktur. Pemerintah Jepang pun mulai gerah. Pada tanggal 31 Oktober, Bank of Japan (BOJ) melakukan intervensi untuk melemahkan yen.
Sementara itu, peluang jepang untuk melakukan intervensi juga belum tertutup. Hal ini bisa dilihat dari pernyataan Menteri Keuangan Jepang, Jun Azumi yang menyatakan akan terus mengintervensi sampai puas. Senada dengan Azumi, gubernur BOJ Masaaki Shirakawa juga mengindikasikan akan memperpanjang program pembelian aset dan kredit hingga 55 triliun yen atau $ 708 miliar bila diperlukan. Jadi SINYAL INTERVENSI masih terus menyala, namun strateginya yang akan berbeda. Jika pada 4 Agustus BOJ harus merogoh kocek hingga 4,5 triliun yen, dalam intervensi ke-2 pada 31 Oktober BOJ mengeluarkan 7,7 triliun yen untuk membendung kenaikan mata uangnya.
Perkembangan terakhir dari China, setelah sektor perbankan asia bahkan dunia terancam Krisis Eropa dan di Amerika, People Bank of China (PBOC) akhirnya memangkas giro wajib minimum (RRR) untuk pertamakalinya sejak 2008. Mulai 5 Desember 2011, Cina memangkas RRR 50 basis poin (bps). RRR Cina saat ini menjadi 21% dari sebelumnya 21,5%. Dan langkah ini diikuti Federal Reserve AS, European Central Bank (ECB), bank sentral Kanada, Inggris, Jepang, danSwiss mengumumkan rencana untuk untuk meningkatkan likuiditas dalam sistem keuangan global. Hasil kombinasinya Dollar Amerika melemah terhadap semua mata uang. Namun efek perlemahan ini bisa menjadi jangka panjang atau hanya sesaat, karena Index Dollar masih punya peluang ke area 80 – 81.
Disclaimer
Tulisan ini diposisikan sebagai sebuah komunikasi pemasaran, tidak berisikan atau bersifat anjuran atau rekomendasi dalam berinvestasi atau ajakan untuk setiap transaksi dalam instrumen keuangan. Kegiatan di masa lalu tidak dapat dijadikan sebagai jaminan akan prediksi di masa yang akan datang. PT. MRG Mega Berjangka tidak ikut mempertimbangkan tujuan dan situasi keuangan Anda dalam berinvestasi. PT. MRG Mega Berjangka tidak membuat representasi dan tidak bertanggung jawab terhadap keakuratan atau kelengkapan terhadap informasi yang diberikan, juga tidak menjamin akan setiap kerugian yang timbul dari setiap investasi yang berdasar pada perkiraan, rekomendasi atau informasi lain yang disediakan oleh karyawan PT. MRG Mega Berjangka, pihak ketiga atau sebaliknya. Keterangan ini belum dipersiapkan sesuai dengan persyaratan hukum untuk mempromosikan riset investasi independen dan juga tidak ditujukan terhadap segala jenis larangan pada kesepakatan kedepannya dalam penyebaran riset investasi. Semua jenis keterangan diatas dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya. Setiap keterangan yang telah dibuat adalah secara personal oleh pembuat kebijakan ini dan bisa saja tidak berdasar pada kebijakan PT. MRG Mega Berjangka secara keseluruhan. Bentuk komunikasi ini tidak dibenarkan untuk disebarkan atau digunakan secara bebas tanpa ada perijinan dari PT. MRG Mega Berjangka.
Peringatan Resiko : CFD merupakan produk leverage, terdapat resiko tinggi yang bisa mengakibatkan hilangnya sebagian atau seluruh dana yang diinvestasikan. Oleh karena itu CFD ini terdapat kemungkinan tidak cocok untuk sebagian investor. Anda tidak dianjurkan untuk menanggung resiko kerugian melebihi angka yang telah Anda persiapkan untuk menanggung.
Indonesia