Cara Membatasi & Mengelola Resiko Trading Menjadi Peruntungan

wallpaper-atur-icon-desktop-01-a

Berbicara mengenai resiko, apapun keputusan yang akan kita ambil untuk melangkah tentunya tak lepas dari resiko. Baik itu resiko besar ataupun resiko kecil. Dalam bertrading kita mengenal istilah “High Risk – High Return”, semakin besar resiko yang berani kita ambil maka semakin besar pula potensial keuntungan yang akan kita raih. Syarat dan ketentuan berlaku tentunya.

Selain merupakan tipe bisnis yang mengandalkan ketajaman analisa pasar, kecermatan dalam mengelola resiko adalah kemampuan yang dibutuhkan pada bisnis ini.

Pertanyaannya, apakah anda siap dengan resiko besar yang akan anda tanggung? Apakah anda mempunyai backup plan untuk membatasi kerugian, bisakah anda merubah kerugian tersebut menjadi peluang  keuntungan yang ditargetkan?

Berikut Tips risk management trading, membatasi & mengelola resiko menjadi peluang profit

A. Membatasi jumlah Resiko

Dengan membatasi resiko setidaknya anda tahu dimana batas kemampuan anda dalam menghadapi pasar dan anda pun bisa bertrading tanpa adanya tekanan. Ada dua cara dalam membatasi nilai resiko pada saat bertrading, yaitu:

  • Cut loss

Tindakan dimana seorang trader menutup / meliquidasi posisinya yang merugi secara manual, untuk membatasi nilai kerugian agar tidak menjadi lebih besar lagi.

Ex:

Seorang trader open buy GBP/USD pada posisi 1.6000 dengan perkiraan harga akan bullish. Tapi ternyata harga bergerak turun dan terus menurun hingga mencapai 1.5950. Untuk menghindari nilai kerugian agar tidak menjadi lebih besar trader tersebut langsung meliquidasi posisinya dan melakukan close sell pada posisi tersebut. Dengan demikian trader tersebut mengalami kerugian sebesar 50 poin (GBP/USD1.6000 – GBP/USD1.5950).

  • Stop loss

Merupakan fasilitas yang disediakan untuk melakukan automatic close position. Idealnya seorang trader menempatkan kerugian sebesar 50 – 75 pips saja.

Ex:

Dengan modal sebesar 1000$ Pada pilihan pair EUR/USD, seorang trader membatasi nilai kerugiannya sebesar 2% atau 1000 x 20% = 20$.

Dengan pergerakan 0,4 tics per setiap pipnya, berarti trader tersebut meresikokan batasan kerugian sebesar (20 x 0,4) = 50 pips.

Dengan kata lain, melalui penggunaan stop loss posisi trader tersebut terliquidasi secara otomatis apabila pergerakan harga mengalami penurunan hanya sejauh 50 pips saja.

B.Mengelola Resiko menjadi peruntungan

Ketika bertrading anda tidak hanya dituntut untuk bisa membatasi resiko namun juga mengelolanya menjadi peluang profit yang anda targetkan, misalnya dengan:

Switching

Merupakan Tindakan yang diambil seorang trader dengan menutup posisi yang merugi, karena pergerakan harga yang berlawanan arah, kemudian membuka posisi baru lagi yang searah dengan pergerakan harga yang terjadi.

Ex:

Seorang trader open buy pada posisi GBP/USD 1.6000 dan kemudian turun menjadi GBP/USD 1.5950. Pada saat itu juga trader tersebut langsung menutup posisi dan open sell pada posisi GBP/USD 1.5950, dimana ia mengalami kerugian sebesar 50 pis. Dengan mengikuti pergerakan harga yang berlawanan trader tersebut memiliki kemungkinan untuk mencapai breakeven point dan meraih keuntungan.

Hedging/locking

Tindakan yang dilakukan untuk mengunci nilai keuntungan dan kerugian agar selalu berjalan beriringan dengan membuka dua posisi yang berlawanan sekaligus. Tujuannya adalah mencari kesimbangan floating baik ketika bearish atau bullish.

Ex:

Dengan mengambil open GBP/USD  1.6000 pada posisi yang pertama, seorang trader juga melakukan open sell GBP/USD 1.5990. pada saat pergerakan harga menuju GBP/USD 1.5950 trader tersebut langsung menutup kedua posisinya. Dengan demikian,

Pada posisi 1 trader tersebut merugi sebesar  (GBP/USD 1.6000 – GPB/USD 1.5950) = 50 point

Pada posisi 2 trader tersebut untung sebesar (GBP/USD 1.5990 – GBp/USD 1.5950) = 40 point

Maka dari kedua posisi yang diambil trader tersebut hanya merugi sebesar 10 point (50 point loss – 40 point profit).

Averaging

Tindakan yang diambil para trader dengan membuka lagi posisi baru dengan mengulangi posisi lama yang dibiarkan terbuka, meskipun pada saat tersebut pergerakan harga mengalami floating minus. Biasanya trader yang melakukan averaging mempunyai analisa dan alasan yang kuat bahwa harga akan kembali bergerak sesuai dengan yang diprediksikan.

Ex:

Dalam keadaaan floating minus trader yang melakukan open buy GBP/USD 1.6000 pada posisi pertama dan kembali melakukan open buy GBP/USD  1.6050. kemudian harga bergerak naik dan menjadi  GBP/USD 1.6060.

Dalam keadaan tersebut  totalnya kita memperoleh keuntungan sebesar 35 point

Dengan perhitungan:

Modal rata rata : (open posisi pertama 1.6000 + open posisi kedua, 1.6050 /2 = 1.6025)

Kemudian

(closing price 1.6060 – modal rata-rata 1.6025) = 35

Dengan penggunaan averaging, maka total keuntungan yang diraih oleh trader tersebut berjumlah 35 point.

Kesimpulan

Dalam bertrading, loss adalah hal yang sangat mungkin untuk terjadi setiap waktunya, melihat pada peluang profit yang sama besarnya “high risk – high return” / 50:50. Maka tinggal bagaimana kesiapan kita untuk menanggulanginya, baik itu meminimalisir kerugian atau mengelolanya menjadi potensial keuntungan.

Dengan penerapan risk management trading diharapkan setiap trader memahami bahwa bertrading bukanlah tipe bisnis yang selalu mengandalkan kejelian analisa semata, tetapi juga kepada bagaimana pengelolaan resiko yang tepat sehingga bisa meminimalisir resiko dan merubahnya menjadi peluang profit.

Bukankah seperti itu seharusnya? Bagaimana menurut anda?